Bahasa

Resolusi 2018 Versi Puthel

Hello Gaes? ngga kerasa, yah bentar lagi 2018. Gue males membahasa tarik ulur keabsahan merayakan tahun baru dari perspektif agama.  Males, mainstream, buang-buang energi, menyulut permusuhan, dan lain – lain. Gue berusaha membahas resolusi tahun 2018. Eh BTW Kalian tau apa itu resolusi? Menurut KBBI, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat; pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan atas suatu hal. Oke, daripada gabut bikin story di sosmed tentang first impression lah, kesan selama tahun, dan hal gabut lain mending baca resolusi gue ya,Gaes:

Pertama, Gue mau lebih menjaga mata dan hati. Rasanya maksiat keduanya udah jadi konsumsi harian buat gue selama tahun ini. Bukan gue sok alim, tapi apa salahnya sih berusaha menjadi lebih baik? Gue pengen merubah kebiasaan mata jelalatan gue yang responnya 98.9% (kaya responnya Iker Casillas) pas liat cewe. Gue juga ngga bakalan baper atau suka sama cewe dengan gampang. Intinya, No Akad No Love. He he he…

Kedua, Gue mau lebih produktif dalam kegiatan literasi. Gue  hidup hampir 20 tahun belum bisa nemuin apa bakat yang gue punya, Jujur. Mungkin menulislah yang agak bisa, itupun tulisan gue sering dicap kontroversial lah, tulisannya menyindir lah, dan sebagainya. Gue pengen banget nulis novel. Gue punya dua inspirator dalam menulis: Andrea Hirata dan A. Tohari. Andrea Hirata adalah penulis yang bisa menggabungkan unsur modernitas dia sebagai seorang intelektual dan unsur khazanah lokal Belitong. Menurut gue itu adalah dua perpaduan cemerlang. A. Tohari, penulis yang mengedepankan karya tradisionalnya namun di dalamnya ada pesan humanisme yang universal. I’m crazy about their work!! 

Gue juga bakal rajin membaca, teks-teks bahasa Inggris terutama. Secara kan gue anak Sastra Inggris, masa sih gue miskin vocab? Gue juga ngga bakal ninggalin  bahasa Arab. Karena gue tau ini bahasa Surga, bahasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Gue bakal mengeksplor kedua bahasa ini. Dan satu lagi, gue pengen bet belajar bahasa Spanyol. Te A Mo!

Ketiga, Gue pengen menjadi pribadi yang lebih berprestasi. Bukan karena gue gila gelar, tapi kadang prestasi juga bisa mengangkat moral. Target gue, minimal per smester gue bisa dapet satu gelar juara, apapun itu. Untuk semester ini lumayan lah dapet dua gelar, walaupun ngga penting-penting amat: juara lomba bikin meme comic sama juara bikin poem. Semoga di 2018 yang sebentar lagi datang prestasiku lebih bergengsi lagi, yah? Amiin.

Keempat, Oh ya 2018 gue berniat mondok lagi. Do’akan ya biar niat baik ini tersampaikan. Cukuplah dua semester merasakan jadi anak kos, he he he. yang bangunnya seenak mata sendiri, yang pulangnya semau kaki sendiri, dan kegiatan-kegiatan yang seenak sendiri lainnya. بسم الله الرحمن الرحيم Back to Saroong!! Back to Ngaji!!

Kelima, Resolusi hampir terakhir gue adalah bakal nambal hafalan al Quran yang bolongnya lebar banget. Semoga sih bisa nambal, syukur-syukur hafal semua. Sebenernya ini bukan resolusi, tapi ini hutang. Karena gue udah berani-berani pernah hafal, berarti itu kontrak seumur hidup gue buat menjaga ayat-ayat suci itu. “Mari, Bung Hafal(kan) kembali!!!”

Keenam, ini adalah resolusi paling berkaitan dengan duniawi (masalah politik kampus). Gue pengen membirukan kampus dan jurusan. Gue jujur kesel  pas Pemilu Raya (Pemira) kemarin. Semua calon dari fraksi gue kalah. Padahal mah kualitas mereka bisa dikatakan jempolan. Tapi apa daya, kita kalah massa. Intinya Birukan Kampus!!! Birukan Prodi!! SALAM PERGERAKAN!!!!!

Itulah resolusi gue di tahun 2018, semoga semua terwujud atau tidak terwujud namun diganti dengan kenyataan yang lebih keren lagi… AMIIN

Tagged , , , , , ,

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *